Friday 21 December 2007

The Artefact of Bambang Tri S



English summary: Even Bambang Trihatmodjo, a son of former President Soeharto, had ever produced an album entitled by the name of the band The Crabs. *


Sebuah album atas nama The Crabs yang menyanyikan lagu-lagu karya Is Haryanto ditulis "diasuh" oleh seseorang bernama Bambang Tri S. Ketika saya membeli piringan ini, si penjual mengiklankan album itu dengan kalimat, "ini albumnya Bambang Tri, anaknya pak Harto." Saya pun membelinya.

Menurut seorang pembaca blog ini, Bambang Trihatmodjo, anak mantan Presiden Suharto yang sekarang terbaring sakit di rumah sakit pusat Pertamina Jakarta, memang pernah memproduksi album musik dalam bentuk kaset dan piringan. Ade, salah satu personel band itu, pernah bergabung dengan kelompok Pancaran Sinar Petromak. Kalau mas Bambang Trihatmodjo belakangan menikahi penyanyi Mayangsari, artefak piringan hitam ini menunjukkan benang merahnya. *

Celebrating Lebaran with Oslan Husein



English summary: Indonesian moslems have tradition to celebrate Id el Fithr, the day after completing Ramadan fastings. This happy party ini 50-ies was pictured by singer Oslan Husein very impressive thru one song of this album. *



Lagu Selamat Hari Lebaran muncul dalam beberapa piringan atas nama Oslan Husein. Salah satunya album berjudul Hanya Ada Satu ini. Lagu yang masih diperdengarkan setiap hari raya Idul Fitri ini terdengar khas, mewakili suasana lebaran jaman tahun 50-an, dengan ciri khas vokal Oslan Husein yang belum tergantikan hingga kini. *

Titik Puspa and Wide Range of Her Genre



English summary: It is not the best album of Titik Puspa, an Indonesian singer who almost become living legend in music industry. But this album shows you a wide range of her genre in pop music. *


Salah satu materi gambar sampul buku Musisiku terbitan KPMI, November 2007 adalah sampul piringan hitam berjudul Pita karya Titik Puspa. Karena buku itu sering saya baca, gambar sampul pita itu melekat di ingatan saya. Maka ketika di pasar kaset jadul, seorang penjual menawari piringan hitam berjudul Pita, saya langsung tertarik untuk membelinya. Apalagi bungkus dan isinya relatif mulus. Cuma sayang ketika saya mencoba mencari tahu catatan musikal atas album ini, buku Musisiku tak membahasnya. *

Thursday 20 December 2007

The Historical Voice of Bing SLamet






English summary: This album entitled Mari Bersuka Ria Bersama Irama Lenso is the most historical album in Indonesia. One of this song entitled Genjer-genjer is a folk song which associated with communist rebel in 1965. *


Piringan hitam yang paling bersejarah di Indonesia menurut saya adalah album Mari Bersuka Ria dengan Irama Lenso. Album yang antara lain berisi lagu Genjer-genjer karya M. Arif ini dinyanyikan oleh Bing Slamet dengan iringan orkes pimpinan Jack Lemmers. Album ini diberi pengantar kalimat "Saja restui, setudju diedarkan", dengan tanda tangan Bung Karno bertahun 1965. Saya akan menulis soal ini lebih panjang di lain hari. Maafkan karena keterbatasan waktu. Tulisan ini belum final.

Tuesday 11 December 2007

Charming EP of Ennio Morricone








English summary: Even Ennio Morricone, most prominent composer for movie music in the world, has extended play. This album is part of movie entiltled A Few Dollar More directed by Sergio Leone. *

Ennio Morricone adalah salah satu komposer yang saya sukai. Saya terpesona dengan karyanya melalui sound track film Mission dan Year of The Dragon. Ilustrasi musik dalam film-film itu tak hanya berhasil menghidupkan imaji suasana yang dibawa film, juga cacthy di telinga. Karyanya bisa berdiri sendiri sebagai karya musik instrumental.

Saya terkejut ketika melihat lp 45 rpm dari Onnio Morricone di kios musik jadul. God bless me, bahwa saya bisa memperoleh karya Ennio, komposer besar di dunia sound track film, dalam format rekaman yang mungil imu-imut ini. *

Discography:
1. Ennio Morricone
Single: For A Few Dollars More

2. Cliff Richard
Single: All My Love
Producer: Columbia, 1967

3. The Venture Vol. 1
Single: Theme From Come September
Producer: Liberty, LA

4. Tommy Sands
Single: Teenage Crush
Producer: 1957

5. Smith
Single: Don't Believe
Producer: EMI, 1969

6. Single: Monja, Achi
Producer: Phisco

7. The Cats
Single: In My Room
Producer: Columbia

Terima Kasih Om Wikipedia





Wikipedia adalah salah satu hikmah terbesar yang dilahirkan oleh internet. Eksiklopedi online ini benar-benar membantu kita melacak masa lalu yang selama ini sulit dijangkau secara cepat. Namun berkat keajaiban internet, pengetahun masa lalu itu bisa diperoleh dalam hitungan menit.

Salah satu jasa Wikipedia adalah untuk melacak sejarah produksi suatu album musik. Pada era 50 atau 60, bahkan 70, industri musik rekaman sering tidak lengkap menulis data album, misalnya menyangkut tahun produksi. Kalau tahun produksi saja dilupakan, apalagi data lain menyangkut profil artis.

Dengan bantuan Wikipedia, data penting itu bisa dilacak. Data lima lp 45 rpm yang saya tulis sebelum posting ini (the Cats, Bee Gees, Chubby Checker, the Thuder Birds, Aretha Franklin), saya peroleh dari Wikipedia. Saya jadi tahu bahwa album Respect dari Aretha Franklin memperoleh penghargaan best female vocal R&B, dan best recording R&B dari sebuah lembaga penghargaan musik pada 1968. Data lain misalnya grup musik The Shocking Blue memiliki lagu hit terhebat yaitu Venus, piringan yang baru saja saya beli di Jakarta selatan. Album itu diproduksi Polydor, tahun 1970. Terima kasih Om WIkipedia. *

Diskografi lp 45 rpm:

1. Heintje
Single: Mama
Produksi: Polydor

2. The Shocking Blue
Aingle: Venus
Produksi: Polydor, 1969

3. Johny Lion with Orchestra directed by Gerry Dale
Single: Devil Woman
Produksi, Philips

4. The Bachelors
Single: Ramona
Produksi: Decca, 1964

5. Cliff Richard
SIngle: Hits from The Young Ones
Produksi: Columbia, 1961

Kejutan SIngles Tahun 60-an













Kios piringan hitam jadul sering menghadirkan kejutan. Awal Desember 2007, penjual piringan hitam di Jakarta selatan, langganan saya, setengah memaksa, lebih tepat mendorong, saya untuk memborong piringan-piringan hitam 45 rpm karya musisi Barat tahun 60-an awal dan 50-an akhir seperti The Cats, The Bee Gees, Chubby Checker. Sebetulnya saya tidak begitu akrab dengan penyanyi-penyanyi tersebut, tapi karena dijual murah dan lagian saya tidak ingin piringan itu jatuh ke orang-orang yang tak "benar-benar mencintai musik" (hehehe, kayak siapa aja saya ini?), akhirnya saya beli sekitar 20 keping. Di kios itu, tak ada turntables untuk mencobanya. Tuntable di rumah saya juga sedang rusak jarumnya. Jadi saya cuma bisa mengecek data album ke internet melalui jasa Om Wikipedia. Dan ternyata barang-barang tersebut bernilai. *

Diskografi lima di antaranya:
1. The Cats
Single: I gotta know what's going on
Produksi: Columbia, 1968

2. The Bee Gees
Single: I.O.I.O.
Produksi: Polydor, 1970

3. Chubby Checker
SIngle: The Jet
Produksi: Master Voice, 1962

4. The Thunder Birds
SIngle: My Hula Girl
Produksi: Philips, 1959

5. Aretha Franklin
Single: Respect
Produksi: Atlantic, 1968

Sunday 2 December 2007

Diskografi untuk Good Morning







Ketika saya (Kelik M. Nugroho, pengelola piringanhitam.blogspot.com) diundang ke acara Good Morning Transtv, November lalu, reporter Good Morning meminta saya untuk membawa contoh koleksi kaset dan piringan hitam jadul (jaman dulu). Cukup masing-masing sepuluh keping, katanya.

Saya mesti pintar-pintar memilih yang tepat untuk penonton Good Morning. Kriteria yang saya pakai, koleksi tersebut haruslah langka, bernilai, diutamakan karya musisi Indonesia. Akhirnya terpilihlah sekitar 17 kaset, 14 piringan hitam dan dua cd. Bagi yang tak sempat menonton acara itu secara langsung, berikut diskografi yang bisa dirunut. *

Kaset:
1. P. Ramlee AMN, album Kenangan Abadi Vol. 2
2. LCLR Prambors 1977
3. LCLR Prambors 1981
4. Koes Bersaudara, album Angin Laut
5. Eros Djarot, album Manusia-manusia
6. Guruh Gipsy
7. Koes Plus pop Jawa, vol 1
8. Du Kribo, volume 2
9. O.M. Soneta, album Begadang
10. O.M. Soneta, volume 1
11. Keenan Nasution, album Di Batas Angan-angan
12. Titi DJ, album 1989
13. Disccus, album First
14. L Subramaniam-Stephane Grapelli, album Conversation
15. Joseph Lansang, album Journey in the Spirit
16. Richard Tan, album Magandang Bituin
17. Peaceful

PH:
1. P. Ramlee, album Rayuan Ramlee
2. Yanti Bersaudara
3. Indonesia Raya, Lokananta, 1968
4. Oslan Husein
5. Waldjinah, album volume 1 Putri Solo
6. Christobel Weeresinghe, album "Indonesia, It's Music and it's People"
7. Bert Jansch, album Rosemary Lane, Warner, 1971
8. Nightnoise, album At The End of the Evening, Windhamhill, 1988
9. Jose Feliciano, album El Sentimiento La Voz y La Guitarra de Jose Feliciano
10. Iva Bittova + Dunaj, album Impuls, Panton, 1988
11. Dian Pramana Poetra, album Indoneisa Jazz Vocal 1 dan 2
13. Eros Jarot, album Kembalikan Masa Depanku, Musica, 1983
14. Yockie S, album Gemuruh, Musica, tanpa tahun

CD:
1. Alvin Lucier, album Crossings, Lovely Music, 1990
2. From Scratch, album SOngs for Heroes, Rattle Record, 1991

Bang Oman dari Taman Puring


Banyak koleksi kaset dan cd saya berkat tangan-tangan lincah Bang Oman, pemilik salah satu kios kaset jadul di pasar Taman Puring Mayestik Jakarta selatan. Melalui lelaki berdarah Sunda berusia paruh baya ini, saya memperoleh kaset-kaset penting antara lain Album P Ramlee volume 2, Koes Bersaudara album Angin Laut, Titi DJ album 1989, Koes Plus Pop Jawa volume 1, Keenan Naustion album Di Batas Agan-angan, dan Discus album perdana.

Saya mengenal Bang Oman sekitar tahun 2004, setelah saya diperbantukan di sebuah kantor di kawasan Mayestik Jakarta selatan dari kantor di jalan Proklamasi. Semoga kepindahan itu mengandung hikmah terselubung, yaitu pertemuan saya dengan pasar Taman Puring sebagai kawasan kios kaset jadul. Kedekatan Taman Puring dengan kantor saya memungkinkan saya berangkat kerja, sembari menyongsong kaset-kaset jadul yang mampir di pasar Taman Puring.

Pertama kali bertemu, Bang Oman masih menempati salah satu kios semi permanen lantai dua Taman Puring yang berkamar-kamar. Sekitar tahun 2005 kalau tidak salah, lantai dua Taman Puring terbakar. Bang Oman salah satu korbannya. Akibat kebakaran itu, sebagian besar barang langka miliknya terbakar. Bang Oman pun harus memulai usaha dari nol. Sembari menunggu renovasi pasar, dia membuka kios dengan satu almari kecil berisi seratus kaset di teras luar Taman Puring. Tak beberapa lama kemudian dia pindah ke ruang dalam pasar, tapi masih numpang di kios orang lain. Setelah renovasi tuntas, Bang Oman kembali menempati salah satu petak di lantai dua pasar taman Puring. Bentuk kiosnya sekarang terbuka, los-losan, tanpa kamar tertutup. Sekarang ini kiosnya memiliki koleksi sebanyak dulu, bahkan tampak lebih banyak.

Bang Oman adalah pedagang musik rekaman jadul yang mempunyai nilai plus. Dia memperlakukan konsumen sebagai manusia budaya (bukan manusia ekonomi saja). Harga yang dipasang relatif moderat, dan kadang pertimbangannya lebih untuk merawat warisan budaya. "Saya bukan sekadar jualan kaset. Saya memang mempunyai hobi di bidang musik, jadi ada rasa enjoy dalam menjalani usaha ini," kata Bang Oman yang juga aktif di kepengurusan Komunitas Pecinta Musik Indonesia. Dia ikut mendirikan KPMI, komunitas kolektor musik rekaman, bersama tokoh-tokoh seperti Riza Sihbudi, Denny Sakrie, Gatot Triono, dan lain-lain. *